kucoba
berpegang pada tali bersimpul erat
menarik
2 kutub magnet bumi yang kuat
berdiam
pada gravitasi inti terpusat
dan
mencoba mengikuti struktur lem yang merekat
namun,
aliran listrik tak menyusuri rel dinamis
hanya
mengikuti gerak statis yang relatif
menghasilkan
reaksi tak peka pada aksi elastis
tak
berekivalen dengan newton ke 3 yang kritis
meratapi
obelisk plastis karya arsitek terklasik
membuatku
membisu tanpa sastra yang autentik
jadi
lebih merenungkan 2 fasa zat yang koloid
dan
mencari jawaban dari beribu fiksi yang mustahil
terkadang,
air mata ini menyerahkan argumen dari hati
membuatku
menyerahkan berjuta fungsi tak berkorespodensi
terkadang,
ku tak sanggup untuk menjadi pusat orbit
hingga
ketakutan mencekam aliran darah yang berhemoglobin
tapi...
kucoba satukan warna pelangi
ku
keringkan noda hujan yang membasahi bumi
kuserahkan
dan kupercaya pada energi TERinti
bahwa..
butir warna pelangi takkan selamanya pergi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar